Seorang mahasiswa bertannya, “mengapa masyarakat modern lebuh nenghargai jasa ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dari pada agam? Mengapa mereka mau membayar mahal untuk membeli produk iptek moderent, sementara pangilan agama kurang diperhatikan? Mengapa program studi agama kurang laku padahal ongkosnya jauh lebuh murah ketimbang jurusan umum? “
Mahasiswa tadi meneruskan gejolak pikirannya. Coba kita amati kehidupan sekeliling, sejak kondisi dalam rumah, di jalan, di kampus dan pusat-pusat keramaian serta gemerlapnya kota yang terlihat adalah produk iptek yang membuat kehidupan berlangsung lebih nyaman, begitu juga dengan televisi, jam tangan, kendaraan, dan alat-alat tulis, teknologo perbankan, handphon, computer, dan sekian bannyak peralatan teknis yang tidak mungkin dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, bagaiman kit meski menimbang dan memposisikan agama yang akhir-akhir ini mengesankan sebagai sumber kegelisahan sosial? Bahkan ketika iptek modern jatuh di tangan teroris dengan sandaran dan ideology agama, daya rusak dan korbannya jauh lebih meresahkan dan mengerikan.
Iptek melewati batasan yang jauh melewati etnis, Negara , budaya, agama. Akan tetapi kehadiran agama yang baru selalu memperoleh perlawanan, jangankan antar pemeluk agama yang berbeda, dilingkungan islam atau pun Kristen saja penuh dengan catatan darah akibat saling bunuh .mengapa perbedaan agama bisa saling membunuh? apa yang membedakan antara suni dan syiah, penyerbuan pusat ibadah akmadiyah yang menelan jiwa.
Agam telah membangun peradaban dunia , hal ini tidak bisa dipungkiri. Ia hidup dan memberikan ke tentraman jiwa, akan tetapi suatu kennyataan sosil bahwa agama juga telah melahirkan sekian banyak pertumpahan darah dan sikap saling menghujat. Bukankah rosulullah pernah bersabda "seorang muslim adalah dia yang tangannya dan lisannya senantisa yang mendatangkan kedamaian dan keselamatan, bukannya malah mencelakakan orang, dan ada lagi sabdanya sebaik-baiknya manusia adalah yang paling baik budi pekertiny a dan paling bannyak memberikan manfaat dan pertolongan pada orang lain."
Pendek kata ke beragaman meberikan makna keberagaman itu mestinya senantiasa menyebarkan kedamaian dan kasih sayang bagi lingkungannya
DEP. PR KAMMI komsat IAIN Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar