waktu

Assalamu'alaikum. Ya Ihkwa fillah selamat datang di blog KAMMIsupel( Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia komisariat IAIN sunan Ampel Surabaya). Di sinilah ajang berkumpul para Aktifis dakwah dalam menyalurkan pemikirannya demi Ummat manusia !!! KOMISARIAT SUNAN AMPEL MENGUCAPKAN AHLAN WASAHLAN BIHUDURIKUM bagi yg mau posting opini silakan mengirimnya di e-mail: kammi_supel@yahoo.com atau hub. kadep. Public Relation

Minggu, 01 Mei 2011

Suka duka seorang pemimpin




Jika Setiap jiwa adalah pemimpin. Maka sebagai pemimpin seharusnya kita juga merasakan hal yang sama.

Begitulah, Pemimpin adalah suatu kata yang simple namun mengandung arti jabatan yang selalu diminati dan direbutkan oleh sekian banyak orang. Orang berebut, saling adu, saling singung demi menjadi yang satu ini. Tak khayal dimanapun ada kursi kepemimpinan disanalah ada kekuasaan.

Tujuan perubahan lebih baik adalah visi utama diperlukannya pemimpin. Di keluarga, di organisasi, bahkan di negara butuh pemimpin. Pemimpin adalah trend setter yang selalu di depan. Ia menciptakan image ganda sebagai seorang 'hero' namun juga 'penjahat'.

Pemimpin yang menampakkan kebaikan, walau salah namun bersahabat dan berpihak pada rakyat atau anggotanya ia akan tampak sebagai 'pahlawan'. Namun pemimpin yang tegas, bengis, walau benar namun tidak bersahabat akan menjadi 'penjahat'

Di balik sebuah kepemimpinan, ada duka yang tergores lembut namun menyakitkan. Sebab Pemimpin selalu dinilai dari kesenangan anggotanya. Walau terkadang penilaian itu terlalu berlebihan. Ukuran nilai kepemimpinan bukan lagi pada perubahan sebagaimana mestinya. Ia di ukur oleh kepuasan dan pemenuhan kebutuhan para anggotanya. Jika ia tidak sesuai kemauan kelompok ia mudah menjadi musuh bersama.

Betapa banyak nilai yang diberikan pada pengorbanan seorang pemimpin dibandingkan nilai kesalahan yang didapatnya. satu kesalahan yang biasa saja bisa jadi kekecewaan bahkan hujatan yang bertubi-tubi.

Begitulah, pemimpin ibarat permainan anggotanya. Ia memang berkuasa memimpin. Tapi ia tak kuasa terhadap kesalahan yang akan dideritanya sampai akhir hayatnya.

Semua berlindung padanya ketika masih berkuasa namun Orang yang kecewa akan bersorak ria ketika kejatuhanya. Orang akan beralibi buruk paska kepemimpinanya. Semua berani menghujatnya. Terasa kebencian itu muncul setelah kejatuhanya. Sebab mereka telah punya pemimpin baru.

Nilai jerih payahnya tak sebanding nilai kesalahanya. Itulah nasib seorang pemimpin. Ia menangung resiko. Seakan ia harus menjadi malaikat tanpa salah.
oleh Puput Wahyudi Zen P pada 01 Januari 2011



muda : mudah dan lapang dada

suatu ketika sehabis kuliah di KPI, karena hujan aku sholat di masjid al hikmah karena hujan tidak reda-reda akhirnya kuputuskan mengikuti pengajian di al hikmah karena stiap habis magrib memang ada kajian dngan tema berbeda-beda,
hatiku tergerak untuk ikut. aku merasa disekelilingku orang2 tua smua. hnya diri in yg paling kecil diantara smua. aku hanya liat kesana kemari mencari yg sepantaran denganku. Pemateri sedikit sedikit melihatku. mungkin aneh. aku berfikir dimana para pemudanya..mgkin sibuk dgn urusanya..

entah, karena materinya menarik akhirnya ketagihan tiap hari habis kuliah mampir ke al hikmah. kini dk thu tiba-tiba rasa cemburu ketika ada orang yg lebih muda dariku ketika mengikuti pengajian. dan entah ternyata sampai sekarangpun walau berdatangan pemuda-pemuda, ana masih yg termuda.. horee!

*secuplik kisah hidup yg sementara*

oleh Puput Wahyudi Zen P





menghemat pengeluaran yuk!!




ketika kita bekerja tentu kita dapat gaji dari kerja kita. namun gaji tersebut juga tak sepenuhnya memenuhi kebutuhan kita jika tidak diatur sebaik mungkin. sebab ada seseorang yang gajinya banyak namun cepat habis dan ada juga gajinya kecil tapi dak habis-habis. nah ini mungkin tips buat kita-kita agar bisa menghemat pengeluaran dan lebih berkah

(kebaikan yang terus bertambah)

  • cari kerja yang halal, tidak mencampur dengan hasil curian, korupsi, memeras dll.
  • segera infaqkan/zakati hasil gaji tersebut agar lebih berkah. sebab adakalanya kerja kita terdapat kesalahan dan dosa-dosa kecil misalnya tidak disiplin, terlambat, dll. sebagai pnebus dosa kita.
  • beli kebutuhan yang diperlukan saja bukan kebutuhan yang tidak perlu/tidak mendesak.
  • Berbelanja bahan pokok sekaligus di awal gajian, seperti beras, minyak goreng, gula pasir, garam, deterjen dan kebutuhan lain yang bisa bertahan sebulan. Belanja kalau di pasar induk atau grosir karena akan lebih murah daripada membeli eceran.
  • Untuk keperluan seperti daging, ayam, ikan, telur dan bumbu dapur, belilah sekaligus sepekan sekali dan simpan di kulkas
  • Jangan membuang kemasan minyak, sabun, deterjen dan sebagainya. Untuk bulan berikutnya, Anda tinggal membeli isi ulang sehingga lebih murah.
  • Daur ulang. Secara teratur bersihkan rumah dan kumpulkan barang-barang yang bisa dijual di tukang loak.




oleh Puput Wahyudi Zen P pada 16 April 2011





Hidup dan Pilihan

''Jika hidup adalah pilihan, maka ketika hidup sudah pasti kita akan dihadapkan sebuah pilihan-pilihan.''

Seandainya orang tua kita dulu tidak memutuskan punya anak seperti kita sekarang, tentu mereka sudah meniadakan kita sebelum lahir. Ternyata mereka memutuskan melanjutkan hidup dengan merawat dan membesarkan kita dengan jerih payahnya. Dan mgkin ketika kita tidak mau hidup, tentu kita sudah mengakhiri semua kehidupan ini.

Seseorang yang akan kuliah mereka memilih jurusan yang sesuai dengan keinginanya. Dan kadang pula jutusan yang ditujunya justru telah melenceng atau tidak sama dengan cita-citanya. Ketika mengingat dulu begitu besar cita-cita kita. Ada yang ingin jadi presiden,dokter, menteri, dll. Namun seiring dengan bertambahnya waktu dan pendidikan dari SD-SMP-SMU, sampai PT ternyata cita-cita itu semakin menciut.

Contoh saja ketika SD dulu cita-citanya menjadi dokter, namun ketika SMU,melihat bahwa ternyata biaya kuliah tuk bisa jdi dokter begitu mahal. Bergantilah cita-cita itu karena berbentur dengan kenyataan sehinga terpaksa memilih jurusan lain. Dn ketika lulus kuliahpun ternyata mencari pekerjaanpun tak mudah sehinga turunlah cita-cita itu menjadi 'kerja apa adanya yg penting halal'.

Begitulah, kebanyakan semakin tinggi pendidikan bagi yg tidak konsisten pada cita2nya justru smakin ciut dan menurun. Atau walau sudah konsisten namun takdir berkata lain.
Disana kehendak Allah bekerja menuntun kita tanpa kita sadari.

Mungkin begitu sering mungkin kenyataan terjadi diluar kehendak kita. Bahkan termasuk masalah jodoh. Bagitu banyak jodoh yg didapat justru yg bukan yang diharap sebelumnya. Begitu juga pekerjaan kita.
Sekarang. Saat lamaran pekerjaan yang kita kirimkan ke suatu instansi seringkali kita dihadapkan dengan pilihan-pilihan yang cukup sulit dan perlu pertimbangan yang matang. Disinilah Keputusan harus segera dibuat dalam tempo sesingkat mungkin. Disisi ini perlu kita menyiapkan suatu mekanisme berpikir dalam waktu yg terbatas. Yang dalam istilahnya sebagai efesiensi pertimbangan.

Begitulah, kadangkala kejutan -kejutan itu biasa terjadi tanpa kita duga. Kejutan sedih, senang, duka karena kematian, bahagia karena anak lahir dengan selamat, atau mendapat rizki dll. Hal ini mengajarkan kita bahwa bagaimanapun kita harus menyiapkan ruang kritis untuk kondisi2 seperti ini. Dimana disisi apa yang sudah kita rencanakan ada hal ghoib yang tak terduga. Begitulah hidup mengajarkan kita bersikap..


oleh akhy Puput Wahyudi Zen P pada 17 April 2011





Biarkanlah Semua Indah Pada Waktunya

Ketika sang mawar itu mulai tumbuh
Maka izinkanlah ia mekar
Hingga akhirnya engkau akan memetiknya

Ketika sang mentari mulai beranjak dari peraduan
Maka biarakanlah ia menyinari
Hingga akhirnya engkau rasakan hangatnya

Ketika hari di ujung pekat malam
Maka bergembirahlah engkau
Karena pagi kan segera menyapamu

Maka ketika engkau memaksakan tercapainya sesuatu
Sebelum datang waktunya
Tunggulah datangnya kegagalan, karena itulah makna sebuah waktu

Man ta’ajala qobla waanihi
‘uuqiba bikhirmaanihi
Waallahu A’alm.............






oleh Dhofir Catur Bashori Sek. Dep. Kaderisasi KAMMI Komsat IAIN Surabaya
pada 16 April 2011




Album KAMMI SUPEL