waktu
Jumat, 11 Februari 2011
Anis Matta: Mubarok Mundur Hanya Soal Waktu
Anis Matta berkomentar soal krisis politik di Mesir. Dia menilai, perihal turunnya Presiden Mesir Hosni Mubarak adalah tiggal masalah waktu “ujar Sekjen PKS, Anis Matta, kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (4/2/2011), hal ini bukan isapan jempol semata ini terbukti tadi malam tepatnya 11 februari 2011, Mubarak resmi lengser keprabon dari jabatannya “Mubarak tidak ada jalan lain sekarang ini selain turun. Dan turunnya Mubarak ini hanya masalah waktu, apakah dia mau turun baik-baik atau mau turun secara tidak baik,” Menurut Anis, selama ini rakyat Mesir sudah terlalu lama menderita. Selama 30 tahun kekuasaan Mubarak, menurut Anis, rakyat Mesir dekat dengan kemiskinan.
“Saya melihat masalah Mesir sudah memenuhi sarat revolusi sejak tahum 2005. Kemiskinan luar biasa dan kezaliman penguasa luar biasa,” beber Anis. Menurut Anis, pasca mundurnya Mubarak banyak anak bangsa Mesir yang siap memimpin. Menurutnya Mesir tidak punya masalah dengan stok pemimpin.
“Mesir ini gudangnya orang cerdas. Setelah Mubarak turun dan merubah konstitusi pasti banyak pemimpin bermunculan,” paparnya.
Anis lalu mengungkapkan keterlibatan Israel dalam konflik di Mesir. Menurutnya, Israel punya kepentingan dengan keutuhan rezim Mubarak. “Dari awal memang Israel terlibat kepentingan karena yang menjaga Israel itu Mesir dan Jordan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran Amerika karena harus melindungi Israel dan menjaga stabilitas di Timur Tengah,” tandasnya.
Berbagai laporan menyebutkan, Revolusi rakyat Mesir saat ini menjadi ancaman terbesar bagi Rezim Zionis Israel dan Amerika Serikat (AS) sepanjang sejarah perpolitikan Negeri Piramida. Kondisi ini pun tidak dapat dibandingkan dengan era perang antara Israel dan Mesir di masa Presiden Gamal Abdel Nasser.
Amerika Serikat bahkan dengan transparan menyatakan mereka terkejut dengan kebangkitan rakyat Mesir. Pantas jika AS terkejut pasalnya Washington masih belum mempercayai fenomena ini bakal terjadi karena berbagai upaya politik, keamanaan dan propaganda media yang digalangnya bersama Israel masih belum mampu meredam revolusi rakyat Mesir.
Sementara itu, saat ini rakyat Mesir menghadapi ancaman yang cukup berbahaya, karena kroni-kroni Mubarak baik di Arab dan Barat bersatu untuk menggagalkan revolusi mereka. Dinas Rahasia Amerika (CIA), Inggris, Israel, Arab Saudi dan negara Arab lainnya bekerjasama untuk mencegah tergulingnya Mubarak dari singgasananya dan mengupayakan jalan tengah serta mengulur waktu.
Dengan demikian para pemimpin Mesir memiliki waktu yang cukup untuk mengorganisir kembali kekuatannya. Dan jika terpaksa Mubarak mundur mereka masih memiliki harapan lain yaitu naiknya Omar Suleiman menjadi pemimpin baru di Mesir serta sekutu baru AS dan Israel di kawasan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar